Kamis, 12 April 2012

cerpenku : ketika jodohku datang



    senja telah bernjak meninggalkan sore yang begitu indah. ketika itu jugalah terdengar suara azan berkumandang disemua pelosok kota Makassar , untuk memperinggati dan memanggil seluruh ummat nabi Muhammad SAW menjalankan kewajibannya sebagai ummat muslim......... dan saat  itu jugalah Anisa langsung beranjak mengambil air wudhu, untuk menjalankan shalat magrib.tak ingin dia mengulur-ulur waktu shalat magribnya ”bukankah shalat tepat waktu itu lebih baik” gumam Anisa berbicara pada dirinya sendiri.  Selesai shalat magrib Anisa langsung mengambil  al_quran yang berada diatas meja  dan membacanya “hitung-hitung untuk menunggu  shalat isa tiba......... mungkin itu lebih baik” gumamnya lagi dalam hati.... Anisa pun memulai bacaanya, baru beberapa lembar dia membaca Al_quran itu,  HP imutnya kemudian berdering . Anisa tidak langsung mengangkat telefonnya.. dia lebih memilih membaca al_qurannya  dulu hingga pada tempat pemberhentiannya,  kemudian setelah itu  Anisa baru  menutup al_qurannya dan beranjak ketempat tidurnya  menggambil Hpnya yang tadi berdering... dan terlihat pada layar Hpnya 1 panggilan masuk dari ayahNya. Anisa menunggu beberapa menit hingga ayahnya menelponya kembali...
“assalamu alaikum Ayah “  kata Anisa memulai percakapan
“walaikum salam nak “ jawab lelaki tua itu dari sebrang telpon
“ ayah ..!  bagaimana kabarta  sama ibu disitu ? baik-baikjika ” tanya Anisa mengkawatirkan kesehatan ayah n ibunya
“alhamdulilillah nak’ ayah sama ibu disini baikji “ jawab ayahnya
“Anisa disini Alhamdulillah  baiki juga yah...........“kata Anisa  meyakinkan ayahnya
“ nak’ kapanki bisa pulang kepalopo?  “ tanya ayahnya Anisa lagi dan belum sempat Anisa menjawab ,  ayahnya kemudian kembali bertanya
“ pulangki saja nak’ mungkin disini adaji perkerjaan yang cocok untukmu kita ! lagian itu  ibumu sudah rindu sekalimi  ... rindu  sekali mau gendong cucu... “ canda ayah Anisa disertai tawa kecilnya . tawa kecil yang membuat Anisa tiba-tiba terdiam beberapa menit.. hingga dia bisa kembali menguasai dirinya , walaupun ini sudah pertanyaan wajib dari ayah dan ibu juga adiknya mengenai calon suaminya. Tapi Anisa masih saja selalu risi mendengarnya.
“bagaimana kalau  ayahpi saja yang carikanki jodoh?” tanya ayahnya mencoba mengoda Anisa lagi
“ ayah yang namanya jodoh  itu ada ditangan tuhan... bukan ditangan ayah toh.. “  kali ini Anisa tertawa puas membalas sindiran ayahnya yang tadi ... setelah berbicara panjang lebar dengan ayah,ibu juga adiknya,   dan  Setelah Anisa berjanji akan mempertimbangkan kepulanggannya dan mencari kerja Palopo, Anisa kemudian mengakhir pembicaraannya malam itu dengan ayahnya...  Anisa melihat jam diHPnya yang sudah menunjukan pukul 19:17 buru-buru dia mengambil air wudhu kembali untuk menunaikan shalat isa, yang sudah lewat beberapa menit  gara-gara dia keasikan berbicara ditelpon dengan ayahnya.

Akhir  bulan ini ... sudah sekitar  5 undangan walima pernikahan yang diterima oleh Anisa , entah itu dari teman kuliahnya, dari teman forum dikampusnya dan teman ditempat kerjanya bahkan teman SMAnya juga mengirimkannya undagan walimanya...  dan hal itu membuat Anisa sekali lagi risih dan tidak nyaman..   dalam hal ini bukan berarti Anisa malu karna  dia belum juga menikah tapi  hal yang  membuat dia risih tidak lain dan tidak bukan karna setiap teman-temann yang datang membawa undangan selalu saja menanyainya “ kapan nyusulnya, atau dia bilang saya tunggu  undangannya secepatnya nah”.... dan masih banyak pertanyaan yang lain...sehingga  membuat Anisa makin risih dan engak nyaman kalau sedang berkumpul sama teman-temannya itu.  Apalagi  sih  Ratni temannya dalam pengajian kampus  selalu saja menjodoh-jodohkan Anisa dengan  ustad  Farhan yang masih belum punya istri itu. Dan parahnya lagi saat Anisa pulang kePalopo beberapa minggu yang lalu,ayah dan ibunya dengan semangat 45 mau menjodohkan  Anisa dengan ustad yang sudah punyak anak 2 !
“ heemmm malang sekali kasian nasibku ini kawan ”   kata Anisa pada sahabatnya Fatima saat menceritakan kisah perjodohanya yang engak banget itu . dan fatima hanya tertawa melihat nasib sahabatnya itu.
“ yang sabarki..... mungkin kesabaranmu sedang diuji “  Fatima sahabatnya mencobah menasehati..
“ apakah mereka tidak tau kalau mencari Jodoh itu sesulit kita melawan rasa kantuk kalau bangunki  pukul 3 pagi mengambil air wudhu lalu bertahajud” kata Anisa misun-misun ke Fatima
“ iyee... benarji yang kita bilang. tapi toh..... , kalau ada juga orang yang  dengan ringan bangun  pada pukul 3 pagi  mengambil air wudhu lalu bertahadjud, maka bukankah juga terjamin dia akan mudah menemukan jodoh yang dicintainya, mencintainya sekaligus yang telah ditakdirkan untuknya.” Kata Fatima, sementara Anisa Cuma diam mendengar petuah dari Fatima yang memang ada benarnya...
Dua bulan berlalu dengan cepatnya kini Makassar memasuki musim hujan. begitu dingin dan sudah beberapa hari ini hujan terus saja turun dengan derasnya mengguyur ibu kota.  Setelah Anisa   shalat isa .... hujan kembali turun... mengguyur kota Makassar,  “ padahal sudah dari tadi subuh hujan sampai jam 03:00 sore ini . tapi hujan  masih saja betah  membasahi bumi ini dan belum mau beranjak pergi. Dengan bermalas-malasan Anisa memilih duduk  didekat jendela kostnya ,memandang keluar melihat didepan kost,  air  yang sudah banyak tergenang di jalan dan melihat jalan yang begitu lenggang padahal biasanya kalau jam segini jalan didepan kostnya masih ramai, “ mungkin banyak tukan becak atau ojek  yang lebih memilih untuk tidak beroprasi dimalan yang dingin begini...... pandangannya kosong kedepan, kemudian membayangkan dirinya sendiri, membayangkan pertaman kali dia  memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Makassar, dan pisah jauh dari orang tuanya hingga saat ini dia telah mencapai gelar sarjananya . sarjan yang hanya jadi honorer disebuah kampus  dimakassar dan ditambah lagi dibelum menikah diumurnya yang sudah mengijak  27 tahun sedangkan ayah dan ibunya selalu menuntut agar dia segera menikah .                            malam itu makin larut dan tiba-tiba suara bunyi  Hpnya menyadarkanya dari lamunannnya
“ Telpon dari ayah! ada apa ayah telponka  semalam ini? “ tanya pada diri sambil melirik jam weker dikamarnya sudah hampir jam 11 malam? Bukankah ayah tadi pagi sudah penelefon?adakah hal penting yang dia sampaikan” gumam Anisa dalam hati sembari segara saja Anisa menganka HPnya.

“assalamu alaikum Anisa” kata ayahnya mengucapkan salam
“waliakum salam Ayah “ jawab Anisa nada senang,  dan kemudia ayahnya langsung menjelaskan mengapa dia menelpon Anisa semalam ini...    
  Anisa  tadi malam itu  ada seorang laki-laki yang datang kerumah dengan niat yang baik mau melamar kau menjadi calon istriya” kata ayahnya dengan suara pelan malam ini ...”  Anisa Cuma dia mendengar hal yang barusan dikatakan ayahnya itu. Tiba-tiba hening cukup lama, hingga Anisa mengeluarkan suarannya.
“ siapa laki-laki  itu yah............” tanya Anisa lirih...
“ namanya nak’ Putra , katanya dia temanta  dikampus “
“Putra temanku  dikampus ” batin Anisa dalam hati dan mulai menerka-nerka dalam pikirannya mencoba dia ingat tapi, semuanya nama Putra-Putra itu tidak masuk kreterianya.
“ hallo Anisa ..... masih adajiki disitu ? “
“iye yah.... ! menurut ayah pemuda itu bagaimana “
“kalau ayah dan ibu setujuhji saja. Karna laki-laki itu selain sudah punyami pekerjaan dan penghasilan yang  cukup, dia juga merupakan calon imam yang baik dalam keluarga”
“ benar begitukjika ayah ?apa kah ayah dengan mudah menilai sifat seseorang begitu saja padahal baruji  saja  ayah berkenalan sama dia? “ gumam Anisa dalam hati .
“ tapi ayah dan ibu tidak memaksa jiki terima itu Laki-laki , fikirkanmi dulu secara tenang dan matang-tangan... apapun keputusanmu  ayah dan ibu disini medukungji “ kata ayah Anisa mengakhiri telpon malam itu


Dan Besok  harinya Anisa menceritakan hal itu pada sahabatnya Fatimah.
   gimana menurut ta? “ tanya Anisa pada Fatima sore itu saat mereka sedang diruang perpus kampuz
  perbanyak saja shalat istiqharata ...untuk memohon kepadanya...  agar diberi petunjuk segara terima  saja lamaran laki-laki itu , saya kira dia bilang Ayahta kalau dia itu Laki-laki  yang baik  dan calon imam yang baik ji juga? “ jawab Fatima dengan candahnya yang membuat Anisa geli mendengarnya
   kamu ini sama saja dengan ayahku....! langsung mi saja menilai laki-laki itu dengan mudahnya mengatakan baikji.. padahal kita belum kenal sama  dia toh.. “ kata Anisa  kepada Fatima dengan nada sedikit sewot... yang membuat Fatima hanya tertawa  melihat sahabatnya itu .
“Anisa saya tahu ji..... kalau Tidak  gampang buat mengatakan IYA saat seseorang melamar . seperti hal Tidak semudah menyambut jabatan tangan seorang pria yang ingin berkenalan..  “ kata Fatima  sok jadi orang tua
“tapi “ Fatima tidak langsung meneruskan kata-katanya berhenti sembari memandang wajah sahabatnya itu... kali ini ada nada serius pada perkataan Fatima..
“ tapi saya yakin kalau laki-laki itu baik ji Nisa “  fatima berusahan memelankan suaranya dan dengan nada serius
“ kita memang benar , belum pernah memangka lihat  itu laki-laki  yang  lamarki, tapi saya yakin kalau dia itu orang  yang baik. Bukankah dia denga berani pergi kerumahta dan langsung menemui ayahta untuk melamar kita ?” tambah Fatima lagi. Dan untuk kesekiaan kalinya Anisa akan memilih diam jika kalau apa yang dikatakan Fatima itu benar  




Empat hari kemudian .. setelah menunaikan ibadan shalat subuh.........  dan masih memakai mukenah shalatnya , Anisa memilih duduk ditempat tidurnya lalu mengghubungi Ayannya.... untuk memberi jawaban mengenai lamaran lelaki itu....
“ ayah .... setelah saya , melakukan shalat istiqhara akhir-akhir ini  ..  dan kalau ayah merestui .... Anisa ingin menerima lamaran laki-laki itu ayah “ kata Anisa lirih disubuh yang dingin itu dan meneteskan  airmata...
“ subehanna Allah... Anisa anakku ayah dan ibu sangat dan selalu merestui pilihanta nak’  “ kata ayahnya sembari mengucapkan subehanaallah berulangkali...  

Musim hujan telah berakhir. Setelah Anisa dan putra melakukan ta’aruf  2 minggu yang lalu dan sama rida, akhirnya tanggal pernikahanpun ditentukan..   
Pagi yang cerah itu.. tepatnya hari senin diPalopo dirumah Anisa telah berlangsung acara akat nikah... Anisa dan putra... sungguh indah pagi itu... sebab M.farhan sapurta dan Anisa Salsabila resmi menjadi suami istri.....
Adahal yang baru belakangan Anisa tahu, itu pun Anisa tahunya juga dari Farhan suaminya... ternya oh.. ternya... Farhan itu sepupunya Fatima dan Fatima lah yang menjodohkan Farhan dan Anisa... pantas......  waktu Anisa mencerikan hal mengenai seorang lelaki yang mau melamarnya, Fatima sangat mendukung  Anisa Untuk menerima laMaran  laki-laki itu...... “ dasar kau itu Fatima .....  tunggu pembalasanku nah “ kata Anisa beberapa hari lalu kepada Fatima melalui telpon...  
Dan masih ingatka kali .... pada seorang ustad  Farhan, itu loh ......ustad  yang Ratny  jodoh-jodohkan dengan Anisa.....  ustad Farhan itulah yang menjadi suami Anisa sekarang.....            benar-benar ini dunia sempit sekali “ kata Ratny  saat menerima undangan dari Anisa....

Aku akan sabar menunggu cinta
Untuk bertasbih atas nama Allah
Menyentuh yang halal bagiku
Disentuh dengan halal
Membiarkan tubuh bertasbih dengan cinta

Aku akan menunggu dalam diam
Melafalkan namanya dalam doa
Agar Allah menyampaikannya dalam mimpi
Agar angin menghempus kalbu rinduku
Hingga suatu hari kami akan bertemu dan bersatu
Untuk bertasbih dalam rindu dan cinta.

Sekian




ciptaan : Mia Darlyz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar